Skip to main content
Dosen Unis Latih Warga Olah Lele Berbasis Zero Waste

Dosen Unis Latih Warga Olah Lele Berbasis Zero Waste

TANGERANG – Dosen Fakultas Teknik (FT) Universitas Islam Syekh-Yusuf (Unis) Tangerang melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui diversifikasi olahan lele berbasis zero waste. Program itu menjadi produk unggulan di Desa Tegal Kunir Kidul, Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang.  Warga diajak dapat terampil dalam pengolahan ikan lele dan meningkatkan pengetahuan zero waste. “Biasanya lele hanya dimanfaatkan dagingnya. Kali ini kita olah semuanya hingga tidak tersisa. Tulang dan kepala lele juga dapat dikonsumsi setelah diolah,” ungkap Febri Rismaningsih, S.Pd.Si., M.Sc, dosen Teknik Sipil Unis Tangerang.

Febri menjelaskan, ada dua produk olahan lele yang disiapkan berupa drum stick lele dan cheese stick lele. Tulang dan kepala lele diolah menggunakan alat presto dengan tambahan tepung dan sagu. “Kami tambahkan penyedap rasa. Menjadi camilan yang bernilai ekonomis untuk dikonsumsi atau dipasarkan warga,” kata Febri.

Dijelaskan Febri, PKM ini merupakan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) yang diselenggarakan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). “Alhamdulillah, kali pertama saya ikut PKM nasional. Dari beberapa proposal fakultas yang diajukanlolos pada skim PKM Stimulus,” ujarnya. 

Lanjut Febri, PKMS dilakukan pada awal Juni hingga 6 bulan mendatang. Pada kegiatan PKMS ini, warga juga diharapkan terampil dalam memasarkan melalui digital marketing. “Kami mengajak ibu-ibu dasawisma dan BumdesKebetulan desa tersebut merupakan lokasi binaan FT Unis di bidang pertanian. Maka saya bersama tim datang ke lokasi tersebut dan mencari potensi lain yang bisa digali,” kata Febri. 

Menurut Febri, potensi budi daya lele di Desa Tegal Kunir Kidul cukup baik. Namun masih terkendala biaya perawatan, pengolahan, hingga penjualannya. “Ternyata terjadi ketidaksinambungan dalam pembudidayaan lele. Selama ini lele dijual kepada pengepul. Jadi modal perawatannya lebih besar daripada keuntungan yang dihasilkan,” ucap Febri. 

Tim PKMS FT terdiri dari 6 orang dengan melibatkan 2 dosen Teknik Sipil, 1 dosen Fakultas Hukum, dan 3 mahasiswa Teknik Sipil. PKMS tersebut juga sebagai program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar (MBKM), yaitu pengalaman belajar di luar kelas. Dosen dapat mengembangkan keilmuannya dan mahasiswa dapat memiliki pengalaman. “Hasil PKMS dipublikasikan melalui prosiding nasional kemudian ada Haki,” ujar Febri. 

Kepala Desa Tegal Kunir Kidul Wawan Surayu mengungkapkan antusiasnya pada PKM yang dilakukan tim Unis Tangerang. “Nantinya ada pelatihan atau transformasi ilmu terkait cara membuat olahan dari ikan lele. Bisa dikembangkan pemberdayaan kepada ibu ibu PKK ataupun Dasawisma,” ungkap Wawan. 

Wawan berharap, program PKM tersebut dapat berjalan lancar dan berhasil pada ouput yang dihasilkan. “Budi daya ikan lele di desa kami lumayan banyak dan tentunya dapat mengangkat perekonomian warga,” tutupnya. (Vita)

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.